Mendalo– Pendidikan karakter adalah sebuah bentuk kegiatan manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukan bagi generasi selanjutnya dengan tujuan untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup lebih baik.
Untuk itu, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jambi (Unja) menggelar Pelatihan Pendidikan Karakter kepada mahasiswa FIB di Balairung Pinang Masak Kampus Unja Mendalo (28/11).
Kegiatan menghadirkan tiga orang narasumber, yaitu Rektor, Prof. H. Johni Najwan, S.H., M.H., Ph.D., Dr. H. Hasbullah, Ahmad. MA, Dr. Supian Ramli, S.Ag, M.Ag. serta ratusan mahasiswa FIB yang mengikuti pelatihan.
Dekan FIB, Prof. Drs. H. Yundi Fitrah, M.Hum., Ph.D yang membuka kegiatan ini mengatakan pentingnya kegiatan pelatihan pendidikan karakter bagi mahasiswa Ilmu Budaya sebagai calon sarjana yang dapat mengkritisi budaya.


“Ini Penting diikuti, kenapa karena terkadang banyak kita tidak paham, tidak tahu apalagi dalam era millenial ini, yang ada sekarang ini adalah generasi millenial, bisa lalai, bisa lupa, bisa tidak sadar dengan cepatnya arus globalisasi, terjadi perubahan sehingga kita tidak tahu bahwa perilaku kita sehari-hari sudah melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan karakter bangsa, apalagi dengan karakter budaya melayu,” Ujar Prof. Yundi.


Untuk itu ia mengharapkan kepada peserta pelatihan untuk dapat mengikuti pelatihan dengan sunggung-sungguh sehingga nantinya akan ada ilmu pengetahuan baru yang didapat serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini.
Prof. Yundi juga mengatakan sesuai dengan visi FIB Unja Pada tahun 2025 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi menjadi Fakultas yang unggul dalam pengkajian kebudayaan melayu pada tingkat nasional.
“FIB ini mempunyai misi menjadi Fakultas yang unggul dan mengembangkan kebudayaan melayu pada tingkat nasional dan Internasional tahun 2025, berarti misi kita mengembangkan kebudayaan kita, sesuai dengan slogan kita, Budaya melayu dicintai, budaya melayu dijunjung tinggi dan budaya melayu dikritisi,” tutup Yundi

SILVIA YULIANSARI ASRIL
IRWAN

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Name *