JAMBI,- Gusti Asmarani bersama Tazkia Noor El Houda, dua mahasiswi Universitas Jambi (UNJA) yang pada bulan September 2022 lalu melaksanakan program “Youth Elite Exchange Program : New Southbound Policy Short-term Study Program)” di National Quemoy University (NQU) Taiwan, telah menyelesaikan program pertukaran mahasiswanya selama satu semester.

Hal tersebut ditandai dengan telah dilaksanakannya kegiatan pelepasan dengan tajuk “Graduation of Youth Elite Exchange Students in NQU” pada 14 Desember 2022 silam di Gedung Kampus National Quemoy University.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pertemuan dengan President of National Quemoy University (Rektor NQU) dan juga pelepasan terhadap 20 mahasiswa program pertukaran. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah professor, dekan, dan dosen NQU, serta 20 orang mahasiswa pertukaran yang berasal dari berbagai negara.

Menjadi muslim di negara yang mayoritas penduduknya non muslim tentu ada suka dan dukanya. Gusti mengungkapkan bahwa hal yang disukainya adalah toleransi di sana yang sangat kuat, misalnya kalau mau makan/jajan, pemilik toko yang melihat mereka menggunakan hijab langsung memberitahu  tau makanan yang mengandung unsur babinya.

BACA JUGA :  Menteri Kebudayaan RI dan Rektor UNJA Hadiri Pembukaan The 13th BWCF 2024

“Pernah juga saya ketika beraktivitas outdoor, rambut saya kelihatan di luar jilbab, teman non muslim yang mengerti segera memberi tahu saya dengan cepat. Untuk susahnya itu, kita harus menyesuaikan dan pandai-pandai berstrategi. Selain mungkin makanan halal yang sulit ditemukan, tempat shalat saat beraktivitas di luar juga susah. Terkadang dijamak, pernah juga shalat di taman atau di karaoke box. Pernah juga tanpa sengaja makan makanan yang mengandung babi, namun cuma bisa pasrah aja sama Allah atas kekhilafan tersebut,” cerita Gusti.

Gusti juga menjelaskan pengalamannya selama 1 semester kuliah di Taiwan dan berharap pelaksanaan program tersebut bisa memperluas jaringan.

“Kesan selama 1 semester di NQU Taiwan, ada banyak hal yang terjadi, dari yang menyenangkan sekali, lucu sekali, sampai dengan sedih dan atau marah sekali. Hidup dan tinggal di lingkungan asing itu jujur saja sulit, tapi Alhamdulillah exchange di Taiwan selama 1 semester membuat saya merasakan musim berbeda, makanan berbeda, bahasa berbeda, kultur yang berbeda, dan menjadi minoritas yang harus menyesuaikan. Senang rasanya bisa menceritakan budaya saya dan juga mendengar mereka bercerita budaya di negara mereka. Mulai dari belajar budaya, belajar perang, kerajinan, dan traveling. Hal-hal baru yang bisa dipelajari disana itu banyak, salah satunya mengenai sampah, mereka di sana itu punya sistem recycle, jadi sampah itu dipisahkan, lingkungan mereka sangat bersih,” jelas Gusti.

BACA JUGA :  Seminar Nasional Fakultas Hukum UNJA Bahas Rekonstruksi Pemaknaan Otonomi Daerah di Indonesia

“Harapannya, semoga dengan kegiatan ini semakin memperluas jaringan, hubungan internasional dan kerja sama yang terjalin antar kampus semakin kuat. Banyak hal yang akan coba diimplementasikan ketika kembali ke Jambi khususnya UNJA, dari segi bahasa, bahasa Inggris maupun bahasa Mandarin, juga sistem belajar yang di sana banyak melakukan praktek dibandingkan materi” tutupnya.

Dr. Sri Wachyunni, S.S., M.Hum., M.A. selaku Kepala UPT Layanan Internasional bersyukur bahwa 2 mahasiswa UNJA sudah berhasil menyelesaikan program pertukaran internasional dan berharap akan ada penambahan jumlah mahasiswa yang berpartisipasi dalam taraf internasional.

“Alhamdulillah 2 mahasiswa kita sudah menyelesaikan program exchange-nya. Program ini merupakan implementasi dari MoU yang sudah disepakati oleh kedua universitas. Semoga tahun ini bertambah jumlah mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan bertaraf internasional,” tutur beliau.

BACA JUGA :  UNJA Gelar FGD Evaluasi Kegiatan Kemahasiswaan untuk Pengembangan Program Tahun 2025

Dimas Anugrah Adiyadmo / HUMAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *