MUAROJAMBI, – Pada Festival Bekarang Lopak Sepang, yang merupakan bagian dari acara Kenduri Swarnabhumi pada Sabtu, 24 Agustus 2024, sekelompok dosen dari Universitas Jambi (UNJA) berkolaborasi untuk memperkenalkan ikan-ikan endemik yang terdapat di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Jambi kepada masyarakat. Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si., dosen Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UNJA, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan terhadap spesies ikan yang terancam punah.

Yoppie Wulanda, S.Pi., M.Si., dosen Perikanan UNJA, menyampaikan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kelangsungan spesies ikan yang terancam punah.

“Masyarakat harus memahami bahwa ada beberapa jenis ikan di perairan KCBN yang telah masuk dalam kategori terancam, salah satu spesies yang tidak boleh ditangkap adalah Betta rubra, ikan asli yang populasinya semakin menyusut. Selain itu, ada dua spesies yang masuk kategori ‘Near Threatened’, yaitu Trichogaster leerii dan Betta picta. Bahkan, kami juga menemukan spesies yang masuk kategori ‘Vulnerable’, yaitu Hemibagrus planicep,” jelas Yoppie Wulanda.

Dr. Tedjo Sukmono mengatakan data ini merupakan hasil penelitian dari berbagai perairan di KCBN, yang dipimpin dirinya dan melibatkan beberapa dosen perikanan UNJA, di antaranya Laura Hermala Yunita, S.Pi., M.Si., dan Rizki Janatul Magwa, S.Pi., M.Si., serta dosen dari Program Studi Teknik Lingkungan, Tri Syukria Putra, S.T., M.Si.

“Kami juga telah membuat peta lokasi-lokasi sungai dan danau yang menjadi habitat bagi ikan-ikan yang dilindungi ini. Beberapa di antaranya adalah Danau Klari, Parit Johor, dan Sungai Melayu, yang saat ini menjadi area kritis bagi kelangsungan hidup spesies tersebut,” tambah Dr. Tedjo Sukmono.

Dr. Tedjo Sukmono juga mengatakan selain pameran spesimen ikan hasil penelitian, para dosen perikanan juga berdialog dengan berbagai pemangku kepentingan yang tertarik saat mengunjungi stand pameran UNJA, termasuk Kepala Desa Tebat Patah, Camat Taman Rajo, Kepala Dinas Pendidikan, serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Dalam dialog tersebut, dibahas pentingnya melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi ikan endemik di perairan KCBN, serta pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menangkap ikan-ikan yang dilindungi.

“Festival ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menjadi ajang edukasi penting bagi masyarakat Desa Tebat Patah, terutama terkait keanekaragaman hayati perairan di sekitar mereka. Dengan kerja sama antara akademisi dan tokoh masyarakat, diharapkan upaya perlindungan spesies ikan endemik dapat berjalan lebih efektif di masa mendatang,”tutup Dr. Tedjo Sukmono.

Silvia Yuliansari/Isra Rizka Pratami

FOTO : ISTIMEWA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *