“Perkuliahan sangat seru dan menyenangkan karena mahasiswa dituntut untuk aktif semua dengan menggunakan metode MIKiR dalam perkuliahan.”
Kalimat di atas merupakan refleksi mahasiswa ketika mengisi EDOM (evaluasi untuk dosen oleh mahasiswa), atas perkuliahan yang telah diikutinya selama satu semester.
Dosen PGSD FKIP Universitas Jambi melakukan perkuliahan aktif dengan metode MIKiR (mengalami (M), interaksi (I), komunikasi (Ki), dan refleksi (R)) di PGSD FKIP Universitas Jambi, terlaksana sejak dua tahun lalu, setelah kampus ini bergabung dan bekerja sama dengan Tanoto Foundation.
Pada semester ganjil 2019/2020, (sebelum pandemi covid-19) mata kuliah Apresiasi Sastra Anak dilaksanakan dengan metode MIKiR. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa menguasai teori sastra anak yang meliputi prosa, puisi, dan drama.
Selanjutnya, mahasiswa juga diharapkan mampu mengapresiasi, baik secara reseptif (menikmati karya sastra) maupun secara produktif (menghasilkan karya sastra). Supaya perkuliahan berjalan efektif, jauh sebelum kuliah dimulai, dosen membuat rancangan dan mengumpulkan referensi yang relevan untuk dibagikan kepada mahasiswa.
Mahasiswa berinteraksi (I) dan berkomunikasi (Ki) dengan temannya dari kelompok lain. |
Mahasiswa dibentuk kelompok kecil dengan anggota 3 sampai 5 orang. Sebelum pertemuan tatap muka di kampus, mereka membaca referensi (M) yang telah dibagikan dan membuat bahan sajian secara berkelompok (I). Diharapkan dengan strategi ini, setiap mahasiswa membaca (M), mangamati (M), dan menguasai topik kuliah versi individu dan versi kelompoknya.
Saat pertemuan tatap muka di kampus, satu orang anggota kelompok bertugas memaparkan dan menjelaskan topik kuliah (Ki) yang sudah disiapkan dalam bentuk bahan sajian (print out power point/ppt) kepada anggota kelompok lain yang berkunjung. Anggota kelompok lain mengajukan pertanyan dan berdiskusi (I). Dengan strategi ini, diharapkan terjadi pertukaran pengalaman dan gagasan antarkelompok sehingga pemahaman topik kuliah menjadi semakin matang.
Kematangan pemahaman itu diperoleh melalui proses interaksi yang bertahap: pertama secara individu berinteraksi dengan referensi; kedua, berinteraksi dengan sesama anggota kelompoknya; ketiga, berinteraksi dengan kelompok lain.
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diminta memberikan simpulan berkenaan topik kuliah yang dikaji, hal-hal yang telah dipahami, hal-hal yang masih bingung, serta kesan-kesannya terhadap proses kuliah pada pertemuan hari itu (R).
Pelaksanaan perkuliahan dengan metode MIKiR ternyata mampu membuat mahasiswa aktif, menarik, senang dan puas, paham, ketagihan dan terinspirasi, karena perkuliahan terlaksana dengan jelas dan terurut.
Sejumlah mahasiswa mengakui melalui pernyataannya di EDOM bahwa perkuliahan Apresiasi Sastra Anak yang dilaksanakan dengan metode MIKiR membuatnya menjadi aktif.
Di akhir perkuliahan, sejumlah mahasiswa memberikan refleksinya, seperti yang disampaikan, “Perkuliahan ini sudah berjalan baik. Metode yang di terapkan dapat membuat semua mahasiswa terutama saya sendiri lebih aktif dalam pembelajaran.”, demikian seorang mahasiswa menyampaikan pendapatnya.
Sementara itu, mahasiswa lain menuliskan, “Perkuliahan dengan Bapak sangat menyenangkan dan tidak monoton karena Bapak selalu menggunakan metode mengajar yang menarik sehingga membuat kami lebih bisa dituntut untuk selalu aktif dalam perkuliahan.
Selain membuat aktif, perkuliahan dengan metode MIKiR juga membuat mahasiswa menjadi tertarik dengan perkuliahan ini. “Pembelajaran selama satu semester ini sangat menarik dan sangat menambah ilmu pengetahuan saya, terima kasih Bapak atas ilmu yang telah di berikan.”, tulis seorang mahasiswa di EDOM. Mahasiswa lain tidak kalah seru dalam menyampaikan pendapatnya,
“Sistem perkuliahan ini menarik dan tidak membuat bosan.” Mahasiswa lain lagi bahkan mengaitkan menariknya perkuliahan dengan penguasaan materi kuliah,
“Perkuliahan ini sangat menarik ditambah dengan metode perkuliahan yang baru tentunya sangat membantu mahasiswa selama perkuliahan berlangsung. Proses pembelajaran yang materinya bisa di mengerti”.
Antusias mahasiswa juga bangkit dengan kuliah metode MIKiR yang menarik itu,
“Mata kuliah Apresiasi Sastra Anak membuat saya antusias untuk mengikuti kegiatan perkuliahannya dengan model perkuliahan yang sangat menarik dan keren.”, tulis mahasiswa.
Masih banyak ekspresi mahasiswa untuk menyatakan bahwa kuliah dengan metode MIKiR itu menarik, “Perkuliahan mata kuliah ini sangat bersemangat dan memberi pengetahuan yang fress serta up to date.”
Sepertinya, tidak ada habisnya ekspresi dan apresiasi positif mahasiswa terhadap perkuliahan dengan metode MIKiR ini. Banyak mahasiswa yang senang dan puas mengikuti perkuliahan ini. “Saya tidak memiliki saran atau kritik untuk Bapak karena saya cukup puas dengan perkuliahan Bapak”, tulis mahasiswa.
Sementara itu, mahasiswa lain juga mengekspresikan rasa senangnya, “Mata kuliah Apresiasi Sastra Anak sangat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai Sastra Anak. Mata kuliah ini sangat menyenangkan dengan adanya praktik.”
Bahkan ada mahasiswa yang kehabisan kata-kata untuk mengekspresikan rasa senangnya,
“Saya tidak memiliki saran kepada Bapak, karena metode pembelajaran selama perkuliahan yang telah Bapak berikan sangat membuat saya dan teman-teman lainnya semangat untuk belajar. Pelatihan apresiasi sastra yang diadakan sangat membuat saya tertarik untuk belajar”.
Seorang mahasiswa pun menyampaikan rasa terima kasihnya setelah senang dan puas mengikuti kuliah dengan metode MIKiR ini
Maryono
*PGSD Universitas Jambi/Fasilitator Dosen Tanoto Foundation