Jambi – Tepung beras Cityrice, sebuah inovasi unggulan dari mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi, telah resmi memperoleh izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jambi. Produk ini memanfaatkan beras lokal berkualitas dari Desa Setiris, yang diolah menjadi tepung bernilai tambah. Dengan adanya izin BPOM, Tepung Beras Cityrice kini siap bersaing di pasar nasional, membuka peluang besar bagi pengembangan produk lokal yang inovatif dan berkelanjutan.
Inisiatif Cityrice dimulai pada tahun 2023, ketika tim mahasiswa melihat hasil panen padi yang hanya dikonsumsi sendiri padahal jumlahnya relatif banyak namun sangat disayangkan memiliki nilai jual yang masih rendah. Hal inilah yang mendorong keinginan untuk memberikan nilai tambah, beras lokal diubah menjadi tepung beras Cityrice yang kini berhasil menarik perhatian pasar dan memperoleh dukungan penuh dari berbagai pihak.
Dibalik kesuksesan Tepung beras Cityrice, terdapat dua mahasiswa inspiratif, Tesa Septiani dan Amelia Deswita, yang berperan sebagai pelaku usaha. Keduanya berasal dari Program Studi Agribisnis, dan inovasi ini lahir dari inisiasi dan gagasan Kepala Laboratorium Agribisnis Ir. Elwamendri, S.P., M.Si. Serta seluruh proses hilirisasi pengembangan komoditi padi menjadi beras dan akhirnya diolah menjadi produk tepung beras ini tentunya tak luput dariarahan kerja kreatif dosen pembimbingibu Riri Oktari Ulma, S.P., M.Si., yang memastikan tepung beras Cityrice memenuhi standar kualitas dan regulasi yang diperlukan.
Tesa Septiani, selaku pemilik usaha Tepung Beras Cityrice, menekankan pentingnya bagi mahasiswa untuk memanfaatkan peluang sebanyak mungkin dan mengembangkan usaha yang memiliki daya saing tinggi. “Sebagai mahasiswa, kami harus mampu menerapkan ilmu kewirausahaan di lapangan, sesuai dengan visi Universitas Jambi yang berfokus pada penciptaan entrepreneurship. Kami melihat potensi besar dari beras lokal Desa Setiris yang selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan tepung beras cityrice, kami berharap bisa memberi nilai tambah sekaligus mendukung visi universitas,” ungkap Tesa.
Amelia Deswita, juga menambahkan, “Cityrice bukan hanya tentang menciptakan produk baru, tetapi juga tentang menghubungkan antara petani lokal dan pasar yang lebih luas. Kami berharap dengan hadirnya Cityrice, semakin banyak produk lokal yang dikenal dan diterima secara luas.”
Produk ini juga mendapat dukungan besar dari Umran Nurdin, selaku Kepala Desa Setiris. “Kami sangat bersyukur atas inovasi ini. Tepung beras Cityrice telah memberi motivasi baru bagi petani di Desa Setiris untuk kembali aktif menggarap sawah mereka. Selain itu, nama desa kami kini semakin dikenal, dan kami berharap ini menjadi awal yang baik untuk pengembangan ekonomi lokal,” ujar Umran.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Dr. Forst Bambang Irawan, S.P., M.Sc, juga memberikan dukungan penuh terhadap Tepung Beras Cityrice. Ia menekankan bahwa inovasi seperti ini menunjukkan bagaimana produk lokal dapat bersaing di pasar yang lebih luas ketika didukung oleh legalitas yang kuat, seperti izin edar BPOM. “Ini adalah contoh luar biasa dari bagaimana inovasi dapat tumbuh dari kerja sama antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat,” tutur Bambang.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fuad Muchlis, S.P., M.Si, turut mengapresiasi keberhasilan ini. Menurutnya, keberhasilan Cityrice memperoleh izin edar BPOM adalah langkah besar yang diharapkan akan membuka jalan bagi produk-produk lain dari Fakultas Pertanian untuk memperoleh legalitas dan menjadi produk unggulan.
Dengan dukungan dari universitas, pemerintah desa, dan antusiasme para petani, tepung beras Cityrice diharapkan mampu menjadi produk unggulan yang mengangkat citra Desa Setiris sebagai pusat produksi beras berkualitas tinggi. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat setempat.