Mendalo– Pembukaan Pekan Seni Melayu se-Sumatera yang dilaksanakan di Kampus Unja Mendalo berlangsung meriah. Pekan seni ini dibuka secara langsung oleh Rektor Universitas Jambi, Prof. H. Johni Najwan, S.H., M.H., Ph.D., melalui pemukulan drum diikuti dengan para tamu undangan yang hadir. Turut hadir dalam pembukaan ini, Assisten lll Bidang Administrasi/Umum Provinsi Jambi, H. Syaifuddin, AMK, SE., Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Taman Budaya Jambi, Ketua Lembaga adat Melayu Provinsi Jambi, serta para pejabat dilingkungan Universitas Jambi.
Rektor Universitas Jambi, Prof. H. Johni Najwan, S.H., M.H., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan kepada seluruh undangan yang hadir bahwa pada tahun 2017 ini, Universitas Jambi telah mencanangkan Tahun Kompetisi, Prestasi, dan Promosi. Maka dari itu apapun bentuk kegiatan yang bermanfaat baik skalanya regional, nasional, ataupun internasional Universitas Jambi akan mendukung secara penuh.
Dalam Pekan Seni Melayu se-Sumatera kali ini, rektor menyarankan agar menambah khasanah melayu lainnya seperti lomba baca pantun. “Kenapa potensi-potensi yang terpendam selama ini tidak kita gali dan kita salurkan,”ungkapnya.
Ketua Panitia Pekan Seni Melayu se-Sumatera, Dr. Drs. Sukendro, M.Kes., melaporkan kepada rektor beserta para tamu undangan bahwa peserta yang mengikuti pekan seni melayu ini terdiri dari tiga provinsi diluar Jambi, yaitu; Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pekan seni kali ini memperlombakan tari dan lagu yang diikuti lebih dari 100 peserta. Selain itu, Panitia juga mengundang beberapa juri yang sudah bertahap nasional yang berasal dari luar Jambi yang sangat berkompeten dibidangnya masing-masing.
“Kami berharap kepada bapak Rektor agar kegiatan ini menjadi kegiatan tahunan sehingga Perguruan Tinggi yang ada di Sumatera dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi,’’ ungkapnya.
Dalam kesempatan lain, Asisten lll Bidang Administrasi/Umum Provinsi Jambi, H. Syaifuddin, AMK, SE., mengungkapkan bahwa keragaman budaya yang ada di suatu daerah perlu digali dan dikembangkan oleh generasi muda. Budaya melayu merupakan salah satu aset kebudayaan nasional dan perlu disadari bahwa akumulasi kebudayaan daerah merupakan pendukung keutuhan kebudayaan nasional.
“Semakin eksis kebudayaan suatu daerah, artinya akan membuat semakin eksisnya kebudayaan nasional,”ungkapnya. (wan)